Kamis, 03 April 2014

Sisi Lain Sekolah



Kulangkahkan kaki keluar kelas, kemudian duduk di depan pintu. Kuarahkan pandangan ke sekitarku, hanya beberapa siswa sedang asyik duduk sambil bercengkrama. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul empat sore, ternyata sudah lewat satu jam dari bel pulang sekolah. Aku seperti akan melihat sisi lain dari sekolahku. Tidak terlihat siswa/i yang berlalu-lalang di koridor, tidak terdengar pula gelak tawa dan teriakan mereka yang seakan sekolah ini milik nenek moyang mereka. Kali ini berbeda, koridor tak seramai biasanya. Kebanyakan siswa/i sudah pulang ke rumah atau mengikuti bimbingan belajar di tempat les mereka.
Aku selalu merasa matahari sore lebih bersahabat dengan kulit, panasnya tidak seperti akan membakar kulitku. Tiupan angin sesekali menggoyangkan pohon-pohon rindang yang ditanam sejajar di pinggir koridor. Cahaya matahari seakan mencari kesempatan untuk menerobos jajaran pohon dan menerangi koridor. Jarang sekali aku merasakan suasana seperti ini di sekolah.
Suasana kantin yang berada di sisi kiri dari tempatku duduk, yang biasanya penuh dengan siswa/i mengisi waktu istirahat, kini hanya tinggal ibu-ibu dan bapak kantin sedang membersihkan etalasenya, sesekali kulihat mereka tertawa, entah apa yang sedang mereka bincangkan. Terdapat lima kios di kantin, lima meja panjang dengan dua kursi panjang di kedua sisinya, kantin di waktu sore benar-benar terlihat berbeda, tidak ada antrian siswa di setiap kios, kursi pun tampak kosong.
Sesekali terdengar decitan suara sepatu dari arah lapangan. Terlihat beberapa siswa sudah tidak mengenakan seragamnya, mereka sedang asyik bermain futsal. Wajar saja, karena selama kegiatan belajar mengajar masih berlangsung, mereka tidak boleh menggunakan lapangan untuk bermain futsal, jadi mereka memanfaatkan lapangan ketika pulang sekolah.
Lagu-lagu tari saman terdengar merdu, diselingi suara hentakan dari gerakan tarian mereka, semua menjadi paduan yang sangat indah. Ternyata masih ada siswi-siswi sedang latihan saman untuk acara penyambutan “Sister Schools Program” bulan depan. Mereka latihan di ruangan kelas sebelah kanan dari ruang kelasku.
Hampir seluruh kelas yang kosong sudah dikunci oleh penjaga sekolah. Sebentar lagi pukul lima sore, jika sudah pukul lima sore maka gerbang sekolah akan segera ditutup, seluruh kegiatan siswa di sekolah harus sudah dihentikan, ibu-ibu dan bapak kantin pun sudah meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah mereka masing-masing, penjaga sekolah membersihkan lapangan dan koridor sekolah. Aku pun pasti sudah dijemput oleh ayah.

Tiyara Rizqiya Sade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar