Kulangkahkan
kaki keluar kelas, kemudian duduk di depan pintu. Kuarahkan pandangan ke
sekitarku, hanya beberapa siswa sedang asyik duduk sambil bercengkrama. Kulihat
jam tanganku sudah menunjukkan pukul empat sore, ternyata sudah lewat satu jam
dari bel pulang sekolah. Aku seperti akan melihat sisi lain dari sekolahku. Tidak
terlihat siswa/i yang berlalu-lalang di koridor, tidak terdengar pula gelak
tawa dan teriakan mereka yang seakan sekolah ini milik nenek moyang mereka. Kali
ini berbeda, koridor tak seramai biasanya. Kebanyakan siswa/i sudah pulang ke
rumah atau mengikuti bimbingan belajar di tempat les mereka.
Aku
selalu merasa matahari sore lebih bersahabat dengan kulit, panasnya tidak
seperti akan membakar kulitku. Tiupan angin sesekali menggoyangkan pohon-pohon rindang
yang ditanam sejajar di pinggir koridor. Cahaya matahari seakan mencari
kesempatan untuk menerobos jajaran pohon dan menerangi koridor. Jarang sekali
aku merasakan suasana seperti ini di sekolah.
Suasana
kantin yang berada di sisi kiri dari tempatku duduk, yang biasanya penuh dengan
siswa/i mengisi waktu istirahat, kini hanya tinggal ibu-ibu dan bapak kantin
sedang membersihkan etalasenya, sesekali kulihat mereka tertawa, entah apa yang
sedang mereka bincangkan. Terdapat lima kios di kantin, lima meja panjang
dengan dua kursi panjang di kedua sisinya, kantin di waktu sore benar-benar
terlihat berbeda, tidak ada antrian siswa di setiap kios, kursi pun tampak
kosong.
Sesekali
terdengar decitan suara sepatu dari arah lapangan. Terlihat beberapa siswa sudah
tidak mengenakan seragamnya, mereka sedang asyik bermain futsal. Wajar saja,
karena selama kegiatan belajar mengajar masih berlangsung, mereka tidak boleh
menggunakan lapangan untuk bermain futsal, jadi mereka memanfaatkan lapangan
ketika pulang sekolah.
Lagu-lagu
tari saman terdengar merdu, diselingi suara hentakan dari gerakan tarian mereka,
semua menjadi paduan yang sangat indah. Ternyata masih ada siswi-siswi sedang
latihan saman untuk acara penyambutan “Sister
Schools Program” bulan depan. Mereka latihan di ruangan kelas sebelah kanan
dari ruang kelasku.
Hampir
seluruh kelas yang kosong sudah dikunci oleh penjaga sekolah. Sebentar lagi
pukul lima sore, jika sudah pukul lima sore maka gerbang sekolah akan segera
ditutup, seluruh kegiatan siswa di sekolah harus sudah dihentikan, ibu-ibu dan
bapak kantin pun sudah meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah mereka
masing-masing, penjaga sekolah membersihkan lapangan dan koridor sekolah. Aku
pun pasti sudah dijemput oleh ayah.
Tiyara Rizqiya Sade
Tidak ada komentar:
Posting Komentar