Kamis, 10 April 2014

BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH



BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
(Disalin dari  http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.com/ tanpa perbaikan ejaan)

Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang hidup dengan tenteram dan damai. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak semata wayangnya bernama Bawang Putih. Namun, ketenteraman dan kedamaian ini terganggu lantaran si ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Kejadian tersebut membuat keluarga kecil itu bersedih karena kehilangan orang yang dicintai.
Tak jauh dari rumah mereka, tinggallah seorang janda dan putrinya bernama Bawang Merah. Ketika ibu Bawang Putih telah meninggal, kedua orang ini sering datang ke rumah Bawang Putih. Pada awalnya, antara ibu Bawang Merah dengan ayah Bawang Putih hanya saling berbincang saja. Namun, lama-kelamaan, timbul juga pemikiran di pikiran ayah Bawang Putih untuk mempersunting ibu Bawang Merah. Ayah Bawang Putih tidak ingin putri semata wayangnya tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu.

Setelah berdiskusi dengan Bawang Putih, keduanya pun melangsungkan pernikahan. Saat baru menikah, ibu tiri dan Bawang Merah sangat baik terhadap Bawang Putih. Akan tetapi, ternyata itu hanyalah kamuflase keduanya. Diam-diam, keduanya merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Bawang Putih.

Maka, ibu tiri dan Bawang Merah menyuruh Bawang Putih melakukan banyak pekerjaan rumah yang berat-berat. Tentunya, semua beban ini tidak diceritakan Bawang Putih kepada ayahnya. Lagipula, setelah menikah dengan ibu Bawang Merah, ayahnya bukannya kunjung bahagia melainkan malah sakit-sakitan yang berujung pada kematiannya.

Bawang Putih yang sedih mengetahui dirinya sebatang kara tetap tak bisa berbuat apapun dihadapan ibu tiri dan Bawang Merah. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya adalah mematuhi perintah ibu dan saudara tirinya. Bawang Putih berharap keduanya bisa berubah. Namun, mereka malah semakin menjadi-jadi.

Suatu hari, ketika Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci, baju kesayangan ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih melapor kepada ibu tirinya. Namun, bukannya mengasihaninya, ibu tiri Bawang Putih malah menyuruh untuk mencarinya sampai ketemu. Jika tidak, Bawang Putih tidak diperbolehkan pulang.

Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari baju kesayangan ibu tirinya. Namun, sejauh kakinya melangkah tidak ditemukannya baju kesayangan ibunya. Padahal hari sudah malam. Bawang Putih hampir saja menangis jika tidak melihat lampu minyak di gubuk tepi sungai. Bawang Putih pun menghampirinya.
                                                                     *****
Tok. Tok. Tok. Bawang Putih mengetuk pintu gubuk itu, lalu kemudian ada seorang nenek yang tinggal didalam gubuk itu. Bawang putih pun diajaknya masuk ke dalam oleh nenek itu.
Nenek itu sangat baik kepada bawang putih, ia menanyakan kepada bawang putih sedang apa kamu malam-malam masih saja keluar menyusuri sungai itu. Lalu bawang putih pun menjawab iya neek saya disuruh ibu saya mencari baju kesayangan ibu saya yang hilang kalau tidak ketemu saya tidak diperbolehkan untuk pulang.
Nenek itu pun menawarkan kepada bawang putih untuk istirahat di gubuknya dan menghentikan pencarian baju kesayangan ibu nya karena sudah larut malam. Lalu bawang putih pun menerima tawaran dari nenek itu.
Ke esokan paginya ternyata baju kesayangan ibu tirinya sudah ada disamping bawang putih dan si nenek itu menghilang entah kemana, bawang putih sudah mencari-carinya kemana-mana tetapi nenek itu tidak ada, tp ternyata nenek itu sedang buang air besar di tepi sungai.
Kemudian bawang putih menghampiri nenek itu dan bertanya nenek tahu tidak baju ibu saya tiba-tiba ada disamping saya, dan nenek itu pun menjawab wah saya kurang tahu itu tadi pagi saya liat belum ada. Lalu kemudian bawang putih bilang kepada nenek itu ooh yaudah kalau begitu saya pamit pulang yaa neek karna bajunya sudah ketemu, nenek itu pun bilang iyaa hati-hati yaa ini ada kerudung untuk kamu, bawang putih pun bilang terima kasih kepada nenek itu.
Sesampainya di rumah bawang putih langsung memberikan baju kesayangan ibu nya namun bajunya ada yang robek lalu ibu tirinya memarahi bawang putih dan menyuruh bawang putih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah dan menjahit bajunya.
Baju yang robek itu di taro bawang putih diatas kerudung yang di kasih nenek itu, lalu kemudian setelah ia beres-beres rumah ternyata bajunya sudah tidak robek lagi, ia pun terkejut melihatnya. Ia mengira kerudung yang dikasih nenek itu ajaib lalu mencoba memecahkan gelas lalu ditaro lah gelas itu di kerudung namun tidak terjadi apa-apa, tak lama kemudian bawang merah datang memarahi bawang putih dan bilang apa yang kamu lakukan? dan bawang putih pun bilang apa yang terjadi. Dan bawang merah pun bilang kamu ini emangnya hidup di dunia dongeng itu saya yang menjahit baju ibu karna saya kira itu baju saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar