Kamis, 10 April 2014

Dongeng Modern


RORO JONGGRANG

Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteram dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.

Esok harinya, Bondowoso mendekati Roro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Roro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan?” Roro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Roro Jonggrang?” desak Bondowoso.
Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya.
“Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”.
“Bukan itu, tuanku, kata Roro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah”.
“Seribu buah?” teriak Bondowoso.“Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.”
Bandung Bondowoso menatap Roro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya.

“Penasehatku, apa yang harus aku lakukan dengan permintaan Roro Jonggrang?”
Sang penasehat menjawab, “Lakukanlah apa yang Roro Jonggrang minta. Jika kamu benar-benar mencintainya, tidak akan ada kesulitan yang mampu menghalangimu”. Bondowoso pun mengikuti saran yang diberikan sang penasehat. Bondowoso mulai melakukan apa yang diminta oleh Roro Jonggrang.

Keesokan harinya, Bondowoso menemui Roro Jonggrang untuk menyanggupi apa yang diminta olehnya.
“Selamat pagi Roro Jonggrang calon istriku yang cantik. Aku disini ingin menyampaikan kepada dirimu bahwa aku mau melakukan apa yang kau minta”.
Roro Jonggrang sangat kaget, karena dia tidak menyangka bahwa Bondowoso mampu menyanggupi permintaannya. Roro jonggrong pun memberikan satu syarat lagi kepada Bodowoso. “Lakukannlah apa yang aku minta dan kau tidak boleh meminta bantuan dari siapapun. Kau harus mengerjakan semuanya sendiri”.

Bondowoso mengangguk menyetujui permintaan wanita yang dia cintai. “Mulai nanti malam akan aku kerjakan permintaanmu wahai tuan putri yang cantik”. Lalu Bondowoso pergi meninggalkan Roro Jonggrang dan mempersiapkan segala yang ia butuhkan untuk nanti malam.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, Bondowoso sudah siap untuk mengerjakan apa yang diminta oleh Roro Jonggrang. Disebuah lapangan yang sangat luas, Bondowoso mulai mengerjakan membuat satu candi.

Tepat pukul dua belas malam, Roro Jonggrang menghampiri Bondowoso yang sedang kewalahan akibat permintaanya. ”Sudah cukup lelahkah kau Bondowoso?” Tanya Roro Jonggrang pada Bondowoso.
Bondowoso menjawab, “Semua lelah yang aku rasa sirna setelah melihat wajah cantikmu Roro Jonggrang”. Roro Jonggrang bergidik, dia sangat tidak suka dengan perkataan gombal Bondowoso.
Roro Jonggrang berkata, “Waktumu akan segera habis Bondowoso. Jika seribu candi ini tidak selesai setelah matahari terbit, maka kau akan gagal mendapatkan diriku”. Bondowoso tidak terlalu memperhatikan perkataan Roro Jonggrang, dia kembali melanjutkan membuat candi. Merasa tidak dipedulikan, Roro Jonggrang pergi meninggalkan Bondowoso.
Sudah pukul empat pagi, tetapi Bondowoso baru menyelesaikan 750 candi. Bondowoso mulai kehabisan tenaga. Tapi dia tidak kehabisan akal.

Setelah matahari terbit, Roro Jonggrang kembali menghampiri Bondowoso. Tetapi ia bingung karena sepanjang perjalanan menuju tempat Bondowoso, seluruh rakyat memeberikan Roro Jonggrang setangkai bunga mawar. Tiba ditempat Bondowoso dan Roro Jonggrang mendapatkan bunga mawar yang ke seratus, tetapi Roro Jonggrang tidak menemukan Bondowoso ditempat itu. Ia mengelilingi semua candi yang telah dibuat oleh Bondowoso sambil menghitung berapa candi yang telah dibuat oleh Bondowoso.
Setelah tiba di tempat candi terakhir, Roro Jonggrang merasa tidak puas jkarena baru terdapat 750 candi. Roro Jonggrang berteriak mencari Bondowoso. “Bondowoso, dimana kamu? Mengapa kau mengumpat? Kau malu karena tidak bisa menyelesaikan permintaanku?”.

Tidak lama setelah itu, Bondowoso keluar dari salah satu candi. Lengkap dengan beberapa rakyat yang dimintai tolong untuk mengirigi Bondowoso menyanyikan sebuah lagu romantis untuk Roro Jonggrang. Seluruh rakyat kerajaan menyaksikan apa yang dilakukan Bondowoso untuk Roro Jonggrang
Setelah bernyanyi satu lagu romantis, Bondowoso menghampiri Roro Jonggrang yang masih tidak menyangka atas apa yang dilakukan oleh Bondowoso. “Roro Jonggrang yang cantik, aku memang tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk membuatkan seribu candi, tapi aku bisa untuk selalu mecintaimu dengan setulus hatiku. Aku berjanji padamu tidak akan pernah mengecewakanmu”.

Roro Jonggrang merasa sangat terharu dengan apa yang dilakukan oleh Bondowoso.dia tidak menyangka kalau seorang Bondowoso mampu melakukan hal seromantis ini. Bondowoso melamar Roro Jonggrang dihadapan seluruh rakyat. “Roro Jonggrang pujaan hatiku, maukah kau menjadi istirku dan menemani hidupku?”.
Perasaan Roro Jonggrang terhadap Bondowoso berubah saat itu juga. Roro Jonggrang menganggukan kepalanya tanda bahwa ia mau untuk menjadi istri Bondowoso. Seluruh rakyat bersorak senang dan turut berbahagia.
Bondowoso telah berjanji kepada seluruh rakyat akan menjadi raja yang baik dan bijaksana jika Roro Jonggrang mau menerima ia menjadi suaminya.

Keesokan harinya Bondowoso dan Roro Jonggrang menggelar pernikahan yang sangat megah. Bondowoso sudah berubah menjadi raja yang peduli dengan rakyatnya. Kerjaan Prambanan menjadi kerajaan yang sangat makmur dan sejahtera setelah itu.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar