Kamis, 10 April 2014

menulis dongeng




JAKA TARUB DAN NAWANG WULAN

                Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian . Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di kawasan gunung keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga. Tanpa sengaja, ia melihat dan kemudian mengamati tujuh bidadari sedang mandi di telaga tersebut. Karena terpikat, Jaka Tarub mengambil selendang yang tengah disampirkan milik salah seorang bidadari. Ketika para bidadari selesai mandi, mereka berdandan dan bersiap ke kahyangan. Salah seorang bidadari karena tidak menemukan selendangnya, tidak mampu kembali dan akhirnya ditinggal pergi oleh kawan-kawannya karena hari sudah beranjak senja. Jaka Tarub lalu muncul dan berpura-pura menolong. Bidadari yang bernama Nawang Wulan itu bersedia ikut pulang kerumah Jaka Tarub karena hari sudah senja.
            Singkat cerita, keduanya lalu menikah. Dari pernikahan ini lahirlah seorang  putri yang dinamai Nawangsih. Sebelum menikah, Nawang Wulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar tidak sekali-kali menanyakan rahasia kebiasaan dirinya kelak setelah menjadi isteri. Rahasia tersebut adalah bahwa Nawang Wulan selalu mananak nasi menggunakan hanya sebutir beras dalam penanak nasi namun menghasilkan nasi yang banyak.
            Jaka Tarub yang penasaran tidak menanyakan tetapi langsung membuka tutup penanak nasi. Akibat tindakan ini, kesaktian Nawang Wulan menghilang. Sejak itu ia menanak nasi seperti umumnya wanita biasa. Akibat hal ini, persediaan gabah di lumbung menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit, Nawang Wulan menemukan selendangnya yang ternyata disembunyikan suaminya di dalam lumbung.
Mengetahui hal ini Nawang Wulan sangat geram. “Rupanya selama ini yang menyembunyikan selendangku adalah Jaka Tarub, suamiku sendiri. Tapi mengapa Jaka Tarub tega beberbuat ini kepadaku?”, pikirnya. Kemudian Nawang Wulan mengenakan pakaian bidadarinya dan mengambil kainnya. Ia segera menemui Jaka Tarub yang baru saja pulang bekerja. Jaka Tarub yang melihat isterinya mengenakan pakaian bidadarinya, merasa cemas. Ia mengira bahwa Nawang Wulan sudah mengetahui semuanya. Ia memohon kepada Nawang Wulan agar jangan meninggalkan dirinya dan anaknya.
Namun, Nawang Wulan sudah bertekad bulat untuk kembali ke kahyangan. Ia berpamitan dan meminta Jaka Tarub untuk merawat anaknya dengan baik. Nawang Wulan berpesan, “Bila suatu saat putri kita ingin bertemu, maka datanglah ke dekat telaga tempat dimana kita pertama bertemu. Teriakan namaku, maka aku akan datang.” Lalu ia pun terbang ke langit menuju kahyangan, meninggalkan Jaka Tarub dalam penyesalannya.
Setelah kepergian Nawang Wulan, hari-hari Jaka Tarub berjalan diiringi rasa penyesalannya karena putrinya selalu menanyakan keberadaan ibunya. Jaka Tarub pun menjelaskan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Mendengar penjelasan ayahnya, Nawangsih ingin bertemu dengan ibunya yaitu bidadari Nawang Wulan.
Sore hari itu, Jaka Tarub mengajak Nawangsih ke telaga tempat dimana ia pertama kali bertemu dengan Nawang Wulan. Sesampainya di telaga, Jaka Tarub meneriakkan nama Nawang Wulan, Nawangsih pun ikut meneriakkan nama Nawang Wulan. Tak lama kemudian, Nawang Wulan turun dari langit. Mereka segera menghampiri Nawang Wulan dan sambil menangis Nawangsih segera memeluk erat ibunya. Perlahan Nawangsih melepas pelukannya dan berkata bahwa ia ingin bersama dengan ibunya dan berkumpul kembali dengan keluarga yang utuh.
Jaka Tarub bingung menanggapi permintaan putrinya tersebut. Nawang Wulan pun menyadari kebingungan Jaka Tarub, lalu ia berkata, “Nak, bila kamu menginginkan hal itu artinya ibu harus tinggal dibumi dan menjadi manusia seutuhnya. Hal itu bisa terjadi bila ayahmu melakukan satu syarat.” Jaka Tarub bertanya, “syarat apa Nawang Wulan?”. Nawang Wulan terdiam sejenak, “Syaratnya adalah kau harus pergi ke kahyangan meminta maaf kepada raja dan mengalahkan pasukan jin yang menyerang istana kahyangan. Itu semua sebagai penebus kesalahanmu, Jaka Tarub”, jawabnya.
“Baiklah, akan kupenuhi syarat itu demi Nawangsih dan dirimu”, tegas Jaka Tarub. Kemudian Nawang Wulan membawa mereka ke kahyangan. Setibanya di kahyangan, Jaka Tarub segera memenuhi syarat itu. Berkat kerja keras dan semangatnya, Jaka Tarub berhasil melaksanakan syarat tersebut. Akhirnya, Nawang Wulan bisa tinggal di bumi dan menjadi manusia seutuhnya. Mereka pun hidup rukun dan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar