Rabu, 23 April 2014

Danau Situ Gintung




Suasana sore di kampung sandratek menjadi duka. Marni, seorang ibu yang berusia 45 tahun tiada henti-hentinya menangis di depan jasad anaknya . Prasetyo yang bukan lain adalah  ayah dari anak tersebut juga tiada hentinya meratapi kegagalannya menjadi seorang ayah dari rizky. Rizky 14 tahun meninggal dunia karena terjatuh di pintu air situ gintung ketika bermain dengan teman-temannya sepulang sekolah. Rizky sendiri menurut pengakuan dari sahabat-sahabatnya adalah sosok seorang anak yang periang dan aktif dalam bergaul dengan teman-temannya.
Situ gintung memang sudah dikenal oleh msyarakat setempat sejak dulu merupakan tempat yang selalu memakan korban setiap tahunnya.  Danau yang berada di kawasan ciputat, cireunde terhampar luas 21 Ha diantara pemukiman warga. Air nya yg hijau jika terlihat dari kejauhan serta kayanya hewan-hewan air seperti ikan, udang air tawar. Selain itu mitos yang beredar di warga setempat, adanya sosok buaya putih yang sering muncul ke permukaan danau. Namun sosok buaya tersebut tidak ada ketika airnya mengering dalam kejadian tanggul jebol beberapa tahun silam .

****
“Bu … iki berangkat sekolah ya. “ Pamit rizky kepada ibunya ketika hendak berangkat sekolah.
Marni hanya diam sambil melanjutkan memasaknya tanpa menjawab pamitan rizky.
Tokk.. tokkk . tokk. Suara ketokan besi dengan besi di halaman rumah. Suara tersebut berasal dari soerang laki-laki 50 tahun yang sedang menyiapkan tapal kuda yang akan dikenakan oleh seekor kuda.
Rizky menghampiri ayahnya yang sedang menyiapkan tapal kuda.
“Pak .. iki berangkat ya. “ Pamit rizky
“iya ki .. hati-hati ya. “ jawab ayahnya
“Udah dikasih uang sama ibu ? .” Tanya ayahnya
(rizky menggelengkan kepala)
“Buu .. si rizky dikasih jajan nih buat sekolah.“ Teriak ayahnya dengan suara keras
“Ibu gak pegang uang pak .“ Jawab ibunya
“Ngapain sii anak dimanja pake duit .“ Lanjut ibunya
(bapak menggelengkan kepala)
“Tunggu ya ki. “ Ujar bapak ke rizky
“Iya pak .“ Sahut rizky

Prasetyo berjalan kedalam rumah menuju kamarnya yang berukuran 2x3. Tapi ketika membuka laci tak ada sepeser pun uang. Dia baru ingat bahwa kemarin tidak narik delman sehingga tidak menpunyai uang lebih untuk jajan sekolah rizky.
Prasetyo keluar menemui rizky di luar .
“Ki .. hari ini gak jajan dulu ya , bapak ngga punya uang lebih buat jajan iki.“ Ujar prasetyo kepada anaknya
“Yahh .. pak nanti kalo iki laper gimana ?.” Sahut rizky
(bapak berpikir keras )
Tiba-tiba ibunya keluar dari rumah dengan berjalan cepat dengan tangan masih memegang sodet
“Kii .. lu nyusahin orang tua mulu sii pake jajan mulu .“ Potong marni ketika bapak sedang berpikir.
“Terserah lu mau jadi apa , ibu udah pusing mikirin lu yang jajan mulu .“ Lanjut ibu
(rizky tertunduk)
Bapak yang melihat istrinya bicara seperti itu hanya diam dan mengajak rizky ke depan karna tidak mau rizky sampai melawan ibunya .
Rizky memang sering meminta uang buat jajan karena diusia nya yang baru meranjak remaja . banyak hal baru yang ditemukan rizky sehingga banyak meminta uang kepada orang tuanya.
“Kii .. hari ini libur dulu ya jajannya, soalnya bapak kemarin gak narik delman, besok bapak dobelin dah ya .“ Hibur bapaknya
“Yaudah pak , iki berangkat dulu ya .“ Pamit rizky sambil mencium tangan bapaknya
“Iya .. hati-hati. “ Jawab bapak
***
Pukul 14.00 langit terlihat kelabu. Angin yang kencang pertanda hujan akan turun pada siang itu . terlihat para pengendara bermotor mempercepat laju motornya. Debu yang beterbangan membuat mata terasa perih. Namun keadaan cuaca tersebut tidak menghentikan semangat rizky dan teman-temannya untuk bermain di situ gintung yang sudah mereka rencanakan di sekolah tadi . dengan ketiga temannya rizky langsung menuju situ gintung.
Siang itu rizky dan teman-temannya berjalan di sepanjang pinggiran danau sambil bercanda gurau membicarakan hal yang mereka anggap lucu dan melempar-lemparkan batu ke tengah danau.
“Ton .. nyari ikan yuk. “ Ajak rizky ke salah satu temannya, tono
“Ayo , tapi kan kaga ada pancingan nya ki.” Jawab tono
“Pake kayu , benang, sama cacing aja. “ Potong hamdan  
“Mal, dan .. lu berdua cari cacing ya , gua  sama tono mau minta benang sama nyari kayu nya .“ Ujar rizky kepada kedua temannya , akmal dan tono
“Iya ki .. gua nanti sama hamdan nunggu di pintu air ya .“ Jawab akmal
Mereka pun berpencar untuk melakukan tugasnya masing-masing.
Hujan rintik-rintik mulai turun siang itu. Ketiga teman rizky merasa ragu untuk memancing dengan keadaan cuaca seperti ini. Namun lain dengan rizky yang semakin semangat untuk memancing karena menurutnya kalo hujan ikannya makin banyak yang naik ke permukaan maka semakin banyak pula ikan yang akan didapat , ketiga temannya hanya mengiyakan saja, karena mereka tahu rizky bagaimana ketika menginginkan sesuatu .
Tidak menunggu yang lama mereka langsung melemparkan umpan mereka ke danau , tepatnya di pintu air situ gintung.
“Oyy , gua dapet nih. “ Teriak tono
“Tarik ulur ton , sini gua aja .“ Ujar rizky
Tono langsung memberikan pancingannya ke rizky yang menawarkan diri. Mereka teriak kegirangan karna keberhasilan mereka, Namun rizky sambil loncat-locatan meluapkan kesenangannya tidak sadar ada batu pembatas yang licin diinjak olehnya sehingga ia terjatuh kebawah pintu air. Kepala nya terbentur batu kali yang tersusun kebawah dan tercebur ke dalam anak danau yang dihalangi pintu air.
Ketiga teman rizky teriak meminta tolong, serentak pengunjung situ gintung dan penduduk setempat berlarian menuju lokasi rizky terjatuh untuk menolongnya. Akan tetapi ketika ambulans datang nyawa rizky tidak tertolong karna pendarahan akibat benturan kepala rizky dengan batu, jasad rizky langsung dibawa kerumah sakit terdekat.
Ketiga teman rizky langsung lemas melihat kejadian tersebut dan salah seorang warga disana meminta diantarkan ke rumah rizky untuk mengabarkan kepada orang tua nya.
Sesampainya di depan rumah rizky
Hamdan langsung lari ke rumah dan mengetuk pintu
Tokk .. tokk .. tokk “ketuk pintu hamdan dengan kencang
Kedua orang tua rizky keluar bersama-sama
“Ada apa dan ? .“ Tanya bapak
“Rizky pak ,, rizky. “ Jawab hamdan dengan terbata-bata
“Kenapa rizky ? “ Tanya ibu
“Rizky jatuh dari pintu air situ gintung pak. “ Jawab warga yang diantarkan hamdan
Marni, ibu rizky langsung pingsan. Bapak langsung meminta tolong kepada tetangga untuk mengurus istrinya,  sedangkan bapak langsung menuju rumah sakit.
****
Yaasiiin wal quranil hakim innakalaminal mursalin ….” Suara pelayat di kediaman rizky
Marni tiada henti-hentinya menangisi di depan jasad anaknya yang terbujur kaku. Bapak yang berada di samping nya masih tidak percaya anak satu-satunya mendahuluinya. Ini merupakan pukulan buat mereka sekaligus penyesalan. Di dalam pikiran mereka berdua baru saja beberapa jam yang lalu mereka masih bersama rizky.
Kejadian ini merupakan pelajaran bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi anaknya , dimana mereka bermain dan dengan siapa mereka bermain.
Situ gintung memang sudah banyak memakan korban akan tetapi itu bukan merupakan ulah makhluk halus atau semacamnya. Itu semua merupakan takdir yang tidak bias dihindari, hanya saja anggapan masyarakat setempat masih percaya bahwa situ gintung meminta tumbal setiap tahunnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar