PERPUSTAKAAN
Minah berdiri di depan pintu
perpustakaan, ia melihat catatan bertuliskan “Dilarang membawa makanan dan
minuman”. Kemudian, ia membuka perlahan pintu perpustakaan dan masuk dengan
langkahnya yang lambat. Udara dingin dari pendingin ruangan membuat serasa tubuhnya
tertusuk-tusuk dan aroma semerbak wangi menjadikan dadanya lapang. Tepat
didepannya ada jendela yang tertutup gorden cream dan beberapa meja dengan
kursi yang berhadapan. Beberapa mahasiswa sedang membuka buku-buku, ada juga
yang sedang dihadapan komputer jinjingnya.
Lalu dia mengalihkan
pandangannya ke arah kiri, ada sesosok lelaki dewasa bertubuh besar yang sedang duduk dihadapan komputer tampak tak
menyadari kedatangannya. Dia mengarahkan pandangannya ke arah kanan, terlihat
sebuah rak bersekat-sekat berwarna cokelat yang sebagian besar terisi dengan
tas-tas mahasiswa pengunjung ruangan ini. Dia pun meletakkan tasnya di rak
tersebut.
Setelah
meletakkan tasnya, dia berjalan perlahan ke arah kirinya. Terlihat disudut
sebelah kiri ada ruangan kecil dengan kaca transparan berukuran kira-kira 3 x 2
meter, di dalamnya ada sesosok wanita diantara tumpukan skripsi mahasiswa. Ketika
dia arahkan pandangannya ke kanan nampak berjajar sembilan baris rak berwarna
abu-abu terbuat dari besi yang dipenuhi dengan buku-buku. Dia masuk diantara
rak baris kelima dan keenam, dilihatnya catatan bertuliskan angka yang
menandakan kategori buku setiap sekat pada rak tersebut. “3.6.1”, “3.6.2”.
Dia
mulai mencari-cari buku yang dibutuhkannya. Dia amati dengan teliti susunan
buku-buku yang ada. Mulai buku pertama..., kedua..., ketiga...., keempat....., kelima..., keenam...,
ketujuh..., kedelapan..., kesembilan..., ya itu yang dia cari. Sebuah buku
bersampul putih bertuliskan “ekonomi makro islam” berwarna biru diantara
buku-buku yang sudah rapuh.
Dia segera mengambilnya dan berjalan
menghampiri sosok lelaki dewasa tersebut. Setelah itu, dia berkata “pak saya
mau pinjam buku ini” sambil menyertakan KTMnya. Lelaki dewasa itu segera
mengecek lewat komputer dihadapannya. Tak lama lelaki itu berkata, “maaf neng,
gak bisa pinjam lagi. Dua buku yang kamu pinjam belum dikembalikan”. Minah
dengan langkahnya yang berat berjalan menuju barisan rak besi berwarna abu-abu
tadi, tempat ia mengambil buku untuk menyimpan kembali buku yang diambilnya. Ia
segera mengambil tasnya dan berlalu dari perpustakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar