Selasa, 22 April 2014

Cerita Pendek

Si Kecil Malang yang Beruntung
Setiap pagi, Ninis, seorang gadis kecil yang cantik, berkeliling menjual kue untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ninis sudah ditinggal orangtuanya sejak ia berumur dua tahun. Sekarang ia tinggal bersama Neneknya. Ninis menjual kue yang dibuat oleh neneknya itu.
“Kue kueee,” teriak Ninis.
“Mau beli kue, Bu?” Tanya Ninis pada salah seorang ibu yang sedang duduk di teras rumahnya. Bu Desi namanya. Bu Desi adalah seorang ibu rumah tangga dan ia tidak mempunyai anak.
“Boleh, Dek. Berapa satunya?” Tanya Bu Desi.
“Seribu aja kok Bu,”
“Ibu beli sepuluh ya, Dek. Kamu nggak sekolah?”
Nggak, Bu. Nenek nggak punya uang buat biayain Ninis sekolah,” jawabnya dengan nada sedih.
"Kamu tinggal sama nenek? Emangnya orang tua kamu ke mana?"
"Ayah sama ibu udah meninggal, Bu. Kata nenek rumah Ninis kebakaran, waktu itu Ninis lagi jalan-jalan sama Nenek. Ibu sama Ayah ada di dalam rumah dan nggak sempat ditolong."
"Terus sekarang kamu tinggal di mana?"
"Di desa sebelah, Bu." Jawab Ninis sambil merapihkan kue-kuenya.
Setelah bercerita Ninis pamit kepada Bu Desi untuk kembali berkeliling menjual kue-kuenya itu.
Setiap hari Bu Desi membeli kue yang dijual Ninis. Bu Desi senang dengan Ninis, menurutnya dia anak yang cantik, jujur, lugu, pemberani dan sopan. Namun, sudah beberapa hari ini Ninis tidak berjualan. Bu Desi bertanya ke beberapa penjual keliling yang mengenal Ninis, tetapi tidak ada yang tau. Akhirnya Bu Desi pergi ke desa sebelah untuk mencari tau rumah Ninis. Setelah berkeliling mencari rumah Ninis, akhirnya ada seorang tetangga Ninis yang memberitahukan di mana letak rumah Ninis.
Tok. Tok. Tok. Ibu Desi mengetuk pintu rumah kontrakan yang mungil itu.
Assalamualaikum
Wa’alaikumsalam,” jawab Ninis sambil membuka pintu rumahnya.
Kemudian Ninis mempersilakan Bu Desi masuk.
Kok kamu udah lama nggak jualan lagi, Nis?” Tanya Bu Desi.
“Iya soalnya nenek Ninis lagi sakit, jadi Ninis nggak jualan lagi deh. Itu nenek cuma bisa tiduran aja.”
“Nenek kamu sakit apa, Nis?”
“Beberapa hari yang lalu nenek ketabrak mobil Bu yang nabrak langsung bawa nenek ke rumah sakit, tapi nenek nggak mau dirawat di sana.” 
Nenek menceritakan kejadiannya kepada Bu Desi. Tidak terasa hari sudah mulai gelap. Bu Desi berpamitan pulang. Sebelum pulang Bu Desi menawarkan Ninis dan neneknya untuk tinggal bersama Bu Desi. Namun, nenek menolaknya karena nenek tidak mau merepotkan keluarga Ibu Desi. Bu Desi pulang dengan perasaan khawatir karena meninggalkan Ninis, seorang gadis kecil, dan neneknya yang sedang sakit. Bu Desi takut terjadi apa-apa dengan mereka.
Ketika sampai di rumahnya, Bu Desi menceritakan tentang Ninis dan neneknya kepada suaminya. Suaminya bertanya kepada Bu Desi ciri-ciri neneknya Ninis. Dan ternyata neneknya Ninis itu merupakan seorang nenek yang tidak sengaja ditabrak oleh suaminya. Tadinya mereka ingin langsung menemui Ninis dan neneknya, tapi karena hari sudah malam mereka mengurungkan niatnya. Mereka memutuskan untuk menemuinya besok pagi saja. Bu Desi dan suaminya menginginkan Ninis dan neneknya untuk tinggal bersama mereka.
Keesokan harinya, Bu Desi dan suaminya pergi ke desa sebelah untuk menjenguk neneknya Ninis. Ketika tiba di rumahnya, Bu Desi pun mengetuk pintu rumahnya itu. Namun, tidak ada jawaban. Bu Desi mencoba membuka pintunya tetapi dikunci. Bu Desi dan suaminya pun kebingungan.
“Benar ini rumah Ninis?” Tanya suami Bu Desi.
“Iya, benar kok.”
Akhirnya Bu Desi memutuskan untuk bertanya kepada tetangganya Ninis. Dan ternyata Ninis dan neneknya sudah diusir dari kontrakan itu karena tidak bisa membayar uang sewanya. Tetapi tidak ada yang tau kemana Ninis dan neneknya itu pergi. Bu Desi dan suaminya meninggalkan kontrakan mungil itu dan pergi mencari Ninis.
Setelah sekian lama mencari, mereka menemukan Ninis dan neneknya. Mereka mengajak Ninis dan neneknya untuk ikut ke rumahnya. Setelah istirahat di rumahnya, Bu Desi dan suaminya menawarkan Ninis dan neneknya untuk tinggal bersama mereka. Namun, Ninis dan neneknya menolak lagi. Bu Desi terus menawarkannya, katanya sebagai permintaan maaf karena Nenek Ninis telah tertabrak oleh suaminya. Setelah dibujuk akhirnya Nenek Ninis mau ikut tinggal bersama Bu Desi. Ninis pun disekolahkan dan sudah dianggap sebagai anak seperti anak mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar