Si Kecil Malang yang Beruntung
Setiap pagi, Ninis,
seorang gadis kecil yang cantik, berkeliling menjual kue untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ninis sudah ditinggal orangtuanya sejak ia berumur dua
tahun. Sekarang ia tinggal bersama Neneknya. Ninis menjual kue yang dibuat oleh
neneknya itu.
“Kue kueee,” teriak
Ninis.
“Mau beli kue, Bu?” Tanya
Ninis pada salah seorang ibu yang sedang duduk di teras rumahnya. Bu Desi
namanya. Bu Desi adalah seorang ibu rumah tangga dan ia tidak mempunyai anak.
“Boleh, Dek. Berapa
satunya?” Tanya Bu Desi.
“Seribu aja kok
Bu,”
“Ibu beli sepuluh ya,
Dek. Kamu nggak sekolah?”
“Nggak, Bu. Nenek nggak
punya uang buat biayain Ninis sekolah,” jawabnya dengan nada sedih.
"Kamu tinggal sama
nenek? Emangnya orang tua kamu ke mana?"
"Ayah sama ibu udah
meninggal, Bu. Kata nenek rumah Ninis kebakaran, waktu itu Ninis lagi
jalan-jalan sama Nenek. Ibu sama Ayah ada di dalam rumah dan nggak
sempat ditolong."
"Terus sekarang kamu
tinggal di mana?"
"Di desa sebelah,
Bu." Jawab Ninis sambil merapihkan kue-kuenya.
Setelah bercerita Ninis pamit kepada
Bu Desi untuk kembali berkeliling menjual kue-kuenya itu.
Setiap hari Bu Desi
membeli kue yang dijual Ninis. Bu Desi senang dengan Ninis, menurutnya dia anak
yang cantik, jujur, lugu, pemberani dan sopan. Namun, sudah beberapa hari ini
Ninis tidak berjualan. Bu Desi bertanya ke beberapa penjual keliling yang
mengenal Ninis, tetapi tidak ada yang tau. Akhirnya Bu Desi pergi ke desa
sebelah untuk mencari tau rumah Ninis. Setelah berkeliling mencari rumah Ninis,
akhirnya ada seorang tetangga Ninis yang memberitahukan di mana letak rumah
Ninis.
Tok. Tok. Tok. Ibu Desi
mengetuk pintu rumah kontrakan yang mungil itu.
“Assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam,”
jawab Ninis sambil membuka pintu rumahnya.
Kemudian Ninis mempersilakan Bu Desi
masuk.
“Kok kamu udah
lama nggak jualan lagi, Nis?” Tanya Bu Desi.
“Iya soalnya nenek Ninis
lagi sakit, jadi Ninis nggak jualan lagi deh. Itu nenek cuma bisa
tiduran aja.”
“Nenek kamu sakit apa,
Nis?”
“Beberapa hari yang lalu
nenek ketabrak mobil Bu yang nabrak langsung bawa nenek ke rumah
sakit, tapi nenek nggak mau dirawat di sana.”
Nenek menceritakan
kejadiannya kepada Bu Desi. Tidak terasa hari sudah mulai gelap. Bu Desi
berpamitan pulang. Sebelum pulang Bu Desi menawarkan Ninis dan neneknya untuk
tinggal bersama Bu Desi. Namun, nenek menolaknya karena nenek tidak mau
merepotkan keluarga Ibu Desi. Bu Desi pulang dengan perasaan khawatir karena
meninggalkan Ninis, seorang gadis kecil, dan neneknya yang sedang sakit. Bu
Desi takut terjadi apa-apa dengan mereka.
Ketika sampai di
rumahnya, Bu Desi menceritakan tentang Ninis dan neneknya kepada suaminya. Suaminya
bertanya kepada Bu Desi ciri-ciri neneknya Ninis. Dan ternyata neneknya Ninis
itu merupakan seorang nenek yang tidak sengaja ditabrak oleh suaminya. Tadinya
mereka ingin langsung menemui Ninis dan neneknya, tapi karena hari sudah malam
mereka mengurungkan niatnya. Mereka memutuskan untuk menemuinya besok pagi
saja. Bu Desi dan suaminya menginginkan Ninis dan neneknya untuk tinggal
bersama mereka.
Keesokan harinya, Bu Desi
dan suaminya pergi ke desa sebelah untuk menjenguk neneknya Ninis. Ketika tiba
di rumahnya, Bu Desi pun mengetuk pintu rumahnya itu. Namun, tidak ada jawaban.
Bu Desi mencoba membuka pintunya tetapi dikunci. Bu Desi dan suaminya pun
kebingungan.
“Benar ini rumah Ninis?”
Tanya suami Bu Desi.
“Iya, benar kok.”
Akhirnya Bu Desi
memutuskan untuk bertanya kepada tetangganya Ninis. Dan ternyata Ninis dan
neneknya sudah diusir dari kontrakan itu karena tidak bisa membayar uang
sewanya. Tetapi tidak ada yang tau kemana Ninis dan neneknya itu pergi. Bu Desi
dan suaminya meninggalkan kontrakan mungil itu dan pergi mencari Ninis.
Setelah sekian lama
mencari, mereka menemukan Ninis dan neneknya. Mereka mengajak Ninis dan
neneknya untuk ikut ke rumahnya. Setelah istirahat di rumahnya, Bu Desi dan
suaminya menawarkan Ninis dan neneknya untuk tinggal bersama mereka. Namun,
Ninis dan neneknya menolak lagi. Bu Desi terus menawarkannya, katanya sebagai
permintaan maaf karena Nenek Ninis telah tertabrak oleh suaminya. Setelah dibujuk
akhirnya Nenek Ninis mau ikut tinggal bersama Bu Desi. Ninis pun disekolahkan
dan sudah dianggap sebagai anak seperti anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar