Suasana Masjid dan Sekitar “Student
Center”
Saat itu langit terik mungkin berada tepat di
atas kepala, bertepatan dengan itu adzan dzuhur pun berkumandang dari sebuah
masjid yang berdiri diantara
gedung-gedung tinggi menjulang yang berada di kampus I Universitas Islam Negeri
Jakarta, atau mahasiswa sering menyebutnya UIN Jakarta. Rak sepatu yang ada di
bagian belakang dari masjid ini seketika penuh dengan sepatu dari berbagai
merk, jenis, hingga warna sepatu milik para mahasiswa. Gemericik air yang terdengar
dari setiap keran menambah tenang
suasana hati bila memasuki bangunan sakral bagi umat Islam
ini, tapi tidak jarang pula air keran yang berada di bagian bawah atau yang
berada di lantai 1 ini mati, air yang habis ini mungkin karena banyaknya mahasiswa
yang ingin berwudhu serta kelalaian pihak pengurus masjid ini yang terjadi pada
saat waktu-waktu sholat tiba. Aku pun ikut berwudhu, seperti halnya mahasiswa
lain yang ingin beribadah. Setelah ku basuh dari mulut hingga penghujung kaki,
aku mulai beranjak menaiki tangga untuk menuju lantai 2, saat berjalan menapaki
tangga licin dan berbau tidak sedap yang sangat menusuk hidung, aku hampir terpeleset, bau yang
timbul pada tangga menuju lantai 2 ini mungkin karena kondisi kaki yang basah
saat menapaki setiap anak tangga dan juga didukung oleh keadaan ruangan itu
yang kurang terkena cahaya dan udara bebas. Menyebabkan aroma tidak sedap itu
muncul disepanjang tangga menuju lantai
2. Sesampainya di tempat sholat, tampak keadaan ramai oleh para mahasiswa dari
berbagai jurusan untuk melaksanakan sholat sebagaimana mestinya, tetapi disini
masjid sebagai tempat ibadah dan tempat singgah sementara masyarakat UIN
Jakarta ada yang memanfaatkan tempat ini untuk mengerjakan tugas kuliah,
kemudian ada yang hanya mengobrol ringan, dan tidak sedikit pula mahasiswa yang
terlelap dalam mimpi. Tak jarang temanku juga menyebutnya sebagai sleeping center, plesetan dari masjid sc
yaitu masjid student center.
Penyebabnya tak lain karena banyaknya mahasiswa yang tidur di dalam masjid,
mereka melakukannya bukan tanpa alasan
melainkan dibanding harus pulang atau istirahat di kost yang memakan jarak serta waktu dan mungkin
setelah itu ada yang harus menunggu untuk melanjutkan kuliah kembali, itulah
mungkin satu dari berbagai alasan yang ada. Kipas dinding yang bergerak dari
kanan dan ke kiri semakin menambah lelap tidur
para mmahasiswa memasuki alam mimpinya. Saat aku duduk dan memulai
menulis cerita dskripsi ini, terliihat terbentang karpet indah masjid berwarna
hijau tua bergaris coklat sebagi pertanda setiap shaf , kemudian berdiri gagah 10 pilar masjid sebagai penopang
kokohnya masjid ini, dari sudut pilar
yang satu sampai dengan pilar yang lain diihiasi oleh seni kaligrafi indah yang
melingkari bagian atas masjid ini. Tak hanya itu kaligrafi ini juga menghiasi
bagian dalam kubah masjid yang menambah megah serta indah. Di
bagian kubah juga terdapat kaca
ventilasi yang berurut tiga. Di
sudut lain terlihat pula meja
buku coklat sebagai tempat menaruh Al-Quran yang hampir ada di setiap penjuru
masjid, yang terletak di bagian depan dan sebelah kanan masjid dan juga
melingkari 4 pilar masjid. Kemudian ada
pula papan informasi yang ada sebagai
tempat berbagai informasi seputar kampus. Masuk ke dalam bagian tempat imam
bila melaksanakan sholat berjamaah terdapat mimbar yang dihiasi oleh logo UIN
yang berada di bagian depan mimbar. Dan pada bagian atas masjid yang berada di
lantai tiga biasanya digunakan mahasiswa untuk rapat atau membuat acara santai
yang jelas tidak mengganggu jalannya proses peribadatan.
Fahmi Alamsyah; 1112046100079;
4B; Bahasia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar