Pukul 2, siang hari yang cukup ramai di stasiun Pondok Ranji.
Matahari sangat bersemangat memancarkan sinarnya dan seolah menemaniku siang
itu. Sekarang adalah musim kemarau. Musim kemarau memang waktunya matahari
untuk bertugas dan memancarkan sinarnya dengan baik.
Pada saat siang hari seperti ini, penumpang di stasiun didominasi
oleh pelajar dan mahasiswa yang baru pulang dari aktivitas mereka, termasuk aku. Berbeda
dengan sore hari, penumpang didominasi oleh pegawai-pegawai kantor. Para
penumpang menunggu kereta api di peron yang tersedia sesuai dengan tujuan
mereka. Selain para penumpang, terdapat pula petugas-petugas yang berjaga di
pintu masuk dan setiap peron.
Pintu masuk yang terletak kira-kira 50 meter di depanku berdiri
tegak dan sejajar dengan pintu keluar. Pintu masuk dan pintu keluar di stasiun
ini memang sejajar dan sepertinya hampir semua stasiun di jabodetabek
menerapkan hal ini. Sebelum masuk ke
peron, aku mengeluarkan tiket multi tripku dari dompet dan meletakkannya pada
bagian sensor. Setelah terdeteksi, tangkai besi didorong dan akupun memasuki
peron 1.
Di stasiun pondok ranji terdapat 2 peron. Peron 1 sebagai tempat
tunggu untuk penumpang kereta api tujuan Jurang Mangu-Merak. Peron 1 ini
dilengkapi dengan tempat sampah dan kursi besi yang sangat berguna untuk para
penumpang saat menunggu kereta tujuannya. Di area peron 1 ini juga dilengkapi
dengan musola dan 3 kamar mandi. Musola ini cukup nyaman dan bersih.
Disamping musola terdapat kantor pusat
stasiun pondok ranji yang sejajar dengan musola dan bentuknya memanjang.
Dikantor pusat inilah pusat pengendalian operasional stasiun Pondok Ranji.
Disamping kantor pusat, terdapat ruangan kecil terbuka yang digunakan untuk
ruangan merokok penumpang dan petugas stasiun. Ruangan kecil ini dilengkapi
dengan kursi dan meja kayu. Dinding di ruangan kecil ini juga dipenuhi oleh
jadwal kereta api dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kereta api.
Di peron 2 hanya terdapat kursi-kursi besi yang digunakan penumpang
saat menunggu kereta api. Peron 2 merupakan tempat tunggu penumpang kereta api
tujuan Kebayoran-Angke. Di setiap peron dilengkapi dengan kanopi yang berfungsi
sebagai pelindung dari hujan dan panasnya sinar matahari.
Ketika aku sedang menunggu di peron 1, terdengar suara
pemberitahuan dari kantor pusat bahwa kereta tujuan Tanah abang akan segera
datang. Selain suara pemberitahuan, suara pluit dari petugas juga ikut
memberitahukan dan memperingatkan para penumpang dengan tujuan tersebut untuk
bersiap dan berdiri di belakang garis. Bunyi pluit itu terdengar sangat kencang
di telingaku. Penumpang di peron 2 pun beranjak dari kursinya dan berdiri di
belakang garis. Sedangkan aku tetap duduk dan menunggku karena itu bukan kereta
tujuanku. 10 menit setelah tujuan Tanah Abang, suara pemberitahuan yang berasal
dari kantor pusat kembali terdengar. Pemberitahuan ini mengenai kereta tujuan
Parung Panjang yang akan segera datang. Suara pluit petugas juga kembali
terdengar. Akupun beranjak dari kursi dan berdiri di belakang garis. Beberapa
menit kemudian kereta datang dan berhenti. Pintu kereta yang otomatis terbuka
seolah mempersilahkanku untuk masuk. Akupun masuk kedalam kereta dan beberapa
menit kemudian pintu kereta tertutup. Hal tersebut menandakan bahwa kereta siap
berjalan dan mengantarkan penumpang selamat sampai tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar