Senin, 07 April 2014

HUJAN DI KANTIN ASRAMA
Pukul 02.00 siang, hujan deras mengguyur kota Depok. Pancaran sinar matahari yang biasanya tajam menyengat di siang hari bulan februari ini, sekarang terasa begitu sejuk, rasanya seperti sedang berada di perkebunan teh di puncak Bogor. Di siang yang sejuk seperti ini, aku sedang berada di sebuah kantin asrama putri Universitas Indonesia. Di liburan semester yang panjang ini, aku memutuskan untuk menemui temanku yang kuliah di UI dan bermaksud menginap di kost-annya yang berada di daerah Kober, Margonda Raya. Alih-alih ke kost-an, kami malah terjebak hujan.
Pada saat seperti sekarang ini, kebanyakan mahasiswa sudah pulang ke kost-an masing-masing kecuali memang yang tinggal di asrama. Suasana di sini sepi sekali, yang ada hanya beberapa penjaga kantin dan segelintir mahasiswa yang mungkin bernasib sama sepertiku dan Fada (yang terjebak hujan).
Kantin bertenda biru dengan tiang-tiang bambu yang menjadi penyangganya ini menjadi tempat bercerita yang nyaman, didukung dengan sayup-sayup suara dari mahasiswa yang juga tengah asyik mengobrol dan suara rintik hujan yang tegas yang jatuh ke tengah halaman kantin yang diaspal. Kami pun terlibat percakapan yang sering kali mengundang gelak tawa. Kalau sedang bersama seperti ini, biasanya kami banyak bercerita (bahasa zaman sekarangnya curhat) mulai dari hal yang penting sampai yang kurang penting sekalipun seakan tidak pernah kehabisan bahan obrolan.
Sejam berlalu, tetapi sepertinya hujan masih ingin menemani kami bercerita. Selain hujan, kami juga ditemani minuman yang kami beli. Karena hari sudah mulai sore, makanan yang dijual pun sudah mulai habis. Hanya beberapa yang masih tersisa, tetapi tidak ada yang aku suka dari menunya. Jadi, kami memutuskan untuk membeli minuman saja. Aku membeli milkshake strawberry sedangkan Fada membeli sup buah. Kontras memang, di cuaca yang dingin seperti ini kami malah membeli minuman yang juga dingin. Ketika sedang asyik menikmati minuman, secara tiba-tiba muncul seekor anjing yang ukuran badannya cukup besar dan aku sendiri tidak tahu itu anjing jenis apa dari arah kiriku dan langsung berlari mendekati meja kami. Kami sontak berteriak karena kaget. Suara teriakan kami pun memecah ‘ketentraman’ tempat ini. Seketika kami refleks menaikkan kaki ke bangku panjang yang terbuat dari kayu dan memeluknya, takut anjing itu menggigit. Tak berapa lama kemudian, dari arah kanan kulihat satpam yang sedang melihat-lihat etalase makanan yang berjejer, mungkin dia ingin membeli makanan, pikirku. Segera aku meminta bantuan kepada pak satpam untuk mengusir anjing itu dari dekat bangku kami. Pak satpam pun segera mengusirnya dan anjing itu segera berlari ke arah kiriku menuju asrama. Setelah anjing itu pergi, kami hanya bisa menghela nafas dan.....tertawa.
Hari sudah semakin sore, waktu menunjukkan pukul 06.30. Langit masih mendung tetapi hujan sudah mulai reda, hanya gerimis-gerimis kecil yang tersisa. Kami pun segera beranjak dari kantin ini, takut-takut kalau hujan datang lagi. Kami ke luar dari tenda dengan kedua tangan di atas kepala dan melanjutkan perjalanan ke Kost Cendrawasih untuk beristirahat dan melepas penat.
Suci Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar