Pukul 02.00 siang,
hujan deras mengguyur kota Depok. Pancaran sinar matahari yang biasanya tajam
menyengat di siang hari bulan februari ini, sekarang terasa begitu sejuk,
rasanya seperti sedang berada di perkebunan teh di puncak Bogor. Di siang yang
sejuk seperti ini, aku sedang berada di sebuah kantin asrama putri Universitas
Indonesia. Di liburan semester yang panjang ini, aku memutuskan untuk menemui
temanku yang kuliah di UI dan bermaksud menginap di kost-annya yang berada di
daerah Kober, Margonda Raya. Alih-alih ke kost-an, kami malah terjebak hujan.
Pada saat
seperti sekarang ini, kebanyakan mahasiswa sudah pulang ke kost-an
masing-masing kecuali memang yang tinggal di asrama. Suasana di sini sepi
sekali, yang ada hanya beberapa penjaga kantin dan segelintir mahasiswa yang
mungkin bernasib sama sepertiku dan Fada (yang terjebak hujan).
Kantin bertenda
biru dengan tiang-tiang bambu yang menjadi penyangganya ini menjadi tempat
bercerita yang nyaman, didukung dengan sayup-sayup suara dari mahasiswa yang
juga tengah asyik mengobrol dan suara rintik hujan yang tegas yang jatuh ke
tengah halaman kantin yang diaspal. Kami pun terlibat percakapan yang sering
kali mengundang gelak tawa. Kalau sedang bersama seperti ini, biasanya kami
banyak bercerita (bahasa zaman sekarangnya curhat) mulai dari hal yang penting
sampai yang kurang penting sekalipun seakan tidak pernah kehabisan bahan
obrolan.
Sejam berlalu,
tetapi sepertinya hujan masih ingin menemani kami bercerita. Selain hujan, kami
juga ditemani minuman yang kami beli. Karena hari sudah mulai sore, makanan
yang dijual pun sudah mulai habis. Hanya beberapa yang masih tersisa, tetapi
tidak ada yang aku suka dari menunya. Jadi, kami memutuskan untuk membeli
minuman saja. Aku membeli milkshake strawberry sedangkan Fada membeli sup buah.
Kontras memang, di cuaca yang dingin seperti ini kami malah membeli minuman
yang juga dingin. Ketika sedang asyik menikmati minuman, secara tiba-tiba
muncul seekor anjing yang ukuran badannya cukup besar dan aku sendiri tidak
tahu itu anjing jenis apa dari arah kiriku dan langsung berlari mendekati meja
kami. Kami sontak berteriak karena kaget. Suara teriakan kami pun memecah
‘ketentraman’ tempat ini. Seketika kami refleks menaikkan kaki ke bangku
panjang yang terbuat dari kayu dan memeluknya, takut anjing itu menggigit. Tak
berapa lama kemudian, dari arah kanan kulihat satpam yang sedang melihat-lihat
etalase makanan yang berjejer, mungkin dia ingin membeli makanan, pikirku.
Segera aku meminta bantuan kepada pak satpam untuk mengusir anjing itu dari
dekat bangku kami. Pak satpam pun segera mengusirnya dan anjing itu segera
berlari ke arah kiriku menuju asrama. Setelah anjing itu pergi, kami hanya bisa
menghela nafas dan.....tertawa.
Hari sudah
semakin sore, waktu menunjukkan pukul 06.30.
Langit masih mendung tetapi hujan sudah mulai reda, hanya gerimis-gerimis kecil
yang tersisa. Kami pun segera beranjak dari kantin ini, takut-takut kalau hujan
datang lagi. Kami ke luar dari tenda
dengan kedua tangan di atas kepala dan melanjutkan perjalanan ke Kost
Cendrawasih untuk beristirahat dan melepas penat.
Suci Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar