Kamis, 03 April 2014

DESKRIPSI DENGAN PENGEMBANGAN OBSERVASI MENURUT SPASI DAN WAKTU








           SENJA DI BUSWAY

           Pukul lima, suatu senja yang bising di dalam Busway. Matahari yang sudah condong jauh ke barat tidak menyisakan cahaya sedikitpun. Terlihat awan mendung bergantung memenuhi langit. Awan mendung ini menutupi kebaikan matahari yang biasanya menyisakan cahayanya untuk sedikit menerangi perjalananku pulang di setiap senja Jum’at. Ini pertanda akan turunnya hujan. Tidak lama terlihat pohon-pohon berayun tertiup angin kencang dan daun-daun terpaksa satu-persatu berguguran meninggalkan tangkainya. Kemudian, hujanpun turun. Hujan turun dengan sangat deras.
 


Rain, Wet Street, Traffic Jam, Melancholic - Jakarta

Pada saat sekarang ini, busway penuh sesak dipenuhi penumpang yang kebanyakan baru pulang sehabis bergulat dengan pekerjaannya sejak pagi. Aku naik busway jurusan Lebak Bulus-Harmoni. Busway ini berbentuk panjang. Terdapat dua kubu, dari bagian depan hingga tengah untuk wanita dan dari bagian tengah hingga bagian belakang diperuntukkan untuk laki-laki. Ada yang mendapat tempat duduk, ada pula yang tidak mendapat tempat duduk. Dikarenakan bangku penumpang terbatas. Aku berdiri di bagian tengah tepat di depan bangku kedua dari pintu keluar masuk penumpang. Aku bisa menghitung dari tempatku berdiri, di bagian wanita, bagian depan hanya ada 5 bangku dan di bagian tengah ada 19 bangku. Kuperhatikan hampir semua raut mukanya terlihat capek dan lusuh.
Tapi ada dua orang wanita sekitar umur 25 tahun yang berdiri di sebelah kiriku raut mukanya tidak terlihat capek dan lusuh. Terdengar mereka berdua sedang bercakap-cakap dengan suara yang keras. Sesekali mereka berdua tertawa terbahak-bahak mengalahkan suara klakson mobil-mobil di luar bus yang berteriak-teriak agar terhindar dari macetnya lalu lintas.
Pukul setengah tujuh, sampailah di halte terakhir Harmoni. Semua orang keluar dari bus sambil agak terburu-buru dan mereka berhamburan  untuk melanjutkan rute menuju rumah masing-masing. Mereka sudah tidak sabar untuk kumpul bersama keluarga mereka, beristirahat, bercengkerama, atau menyiapkan pekerjaan untuk esok hari. Aku juga sudah tidak sabar untuk melakukan hal itu semua. Akupun melanjutkan perjalananku menuju rumah. Sedangkan busway-busway masih harus  beroperasi sampai pukul sebelas malam. Hari-harinya yang rentan lelah, sebuah mesin beroda harus bangun pukul 4 pagi dan beristirahat pukul sebelas malam untuk pergi kesana kemari. (Nurul Khasanah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar