Kamis, 03 April 2014

DESKRIPSI DENGAN PENGEMBAGAN OBSERVASI MENURUT SPASI DAN WAKTU

Senja di Pantai Pandan
Lolita Yuliarty Pasaribu

                Sore menjelang senja, warna lembayung memepertegas garis cakrawala, membias pada jajaran pohon mangrove dan pohon kelapa yang berbaris rapi di tepi pantai. Suara gulungan ombak,  gesekan daun-daun bakau yang tertiup angin, serta suara riuh dari wisatawan bercampur bagai sebuah alunan musik. 
                Aku mengayuh sepeda pixi berwarna merah muda  dengan roda berwarna putih mengelilingi pantai. Pantai yang sangat luas dengan pasir berwarna putih ,  perairan yang berwarna biru, serta jernih membentang ke laut lepas. Di sebelah kanan terdapat bukit yang cukup tinggi berwarna kehijauan yang merupakan daratan wilayah kota Sibolga.
                Sepanjang perjalanan kulihat beberapa wisatawan yang bergegas pulang namun ada pula wisatawan yang baru datang atau sengaja datang ke pantai ini hanya sekedar untuk melihat panorama matahari terbenam. Di setiap sudut kulihat beberapa penyewa tikar dengan wajah lelah merapihkan tikar yang telah mereka sewakan kepada wisatawan. 
                Di sebelah kanan tempatku mengayuh sepeda terdengar suara riuh, terlihat pasir putih yang tadi siang dipenuhi wisatawan untuk sekedar bermain bola poli, membuat beerapa benda dari pasir, atau hanya sekedar berjalan menyusuri pantai untuk mencari kerang, kini telah menjadi tempat komunitas sepeda untuk melakukan atraksinya. Di antara mereka ada yang mengayuh sepeda dengan berdiri, ada pula yang mengayuh sepeda dengan melepaskan tangan, serta ada pula yang mengayuh sepeda dengan berdiri di atas roda bagian depan.
                Saat yang ditunggu oleh ku dan juga para wisatawan yang lain telah tiba.  Panorama matahari terbenam,  Panorama seperti lukisan dominasi warna oranye dan kemerahan memepertegas garis cakrawala, membias pada jajaran pohon mangrove dan pohon kelapa yang berbaris rapi di tepi pantai yang membuat aku dan banyak wisatawan takjub akan keindahannya. Banyak wisatawan yang mengabadikan panorama tersebut dengan kameranya.
                Kini, langit mulai redup. Tak lagi terdengar suara riuh wisatawan yang takjub akan keindahan pantai ini serta komunitas sepeda yang unjuk kebolehan. Para wisatawan, komunitas sepeda, para penyewa tikar telah bubar meninggalkan jejak kaki di hamparan pasir putih. Tak jauh dari situ kulihat perkampungan desa yang terpencar-pencar di antara pedang belukar. Sebentar lagi desa-desa itu akan kehilangan denyut kehidupannya. Aku pun mulai bergegas pulang, sementara pantai ini akan terlelap tidur digantikan dengan kehidupan yang baru di malam hari di penuhi para nelayan yang akan mencari ikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar