Kamis, 03 April 2014

Deskripsi Ruang

Kenang Kamar Tenang
Sebuah kamar yang teletak disebelah ruang tamu adalah kamarku, posisinya tepat berhadapan dengan kamar kedua orang tuaku. Diantara kamarku dan orang tuaku terdapat sebuah kamar mandi yang pintunya dibiarkan terbuka. Badanku seakan terhipnotis untuk memasuki lagi ruang kamarku setelah semalaman tidak pulang kerumah. Mataku menatap kunci kamar yang kubiarkan tergantung dipegangan pintu sambil lalu tersenyum mengingat betapa aku pelupa, padahal usiaku masih terhitung sembilan belas tahun. Kuputar pegangan pintu yang sudah tak terkunci lalu masuk ke dalam.
Gelap menyelimuti kamarku. Jemariku meraba dinding kamar mencari tombol lampu, saat kusadari jemariku mendapati bingkai foto. Kuambil bingkai tersebut lalu menjepitnya di ketiak. Baru kutemukan tombol lampu yang terletak di sisi kanan kamar dan langsung kunyalakan, seketika seisi ruangan serasa mengucap “selamat datang kembali”. Ruang kamar yang berukuran tiga kali tiga meter persegi menyambutku ramah, lengkap dengan cat putih disetiap sisinya dengan dihiasi beberapa retakan disalah satu dinding kamar. Kuhirup udara kamar dan mencoba mencocokkan ingatanku akan suasana kamar ini. Wangi jeruk yang tersebar dari balik pintu menyeruak seketika dari pengharum ruangan yang sudah hampir habis tapi wanginya masih kuat menarik keluar rasa rinduku akan kamar ini. Sembari mengedarkan pandangan ke sudut-sudut kamar, sedikit helaan nafas membuka rindu yang kutahan sejak kepergianku kemarin. Setiap inci dari ruangan ini tidak berubah sedikitpun. Kamar ini memiliki dua buah jendela di sisi yang berbeda, yakni di sisi depan dan kanan. Disalah satu sudut kamar ada sebuah meja yang ditutupi kain berwarna merah muda. Diatas meja ada sebuah mesin printer, dan beberapa perlengkapan rias sederhanaku. Disudut yang lain juga terdapat dua buah meja yang dirapatkan. Diatasnya terdapat buku-buku yang tersusun rapi dan beberapa helai kertas yang berserakan. Beberapa tas yang biasa kupakai tergantung rapi di salah satu dinding. Diatasnya menggantung pula topi pemberian dari temanku yang baru kembali dari luar negeri.
Didepan pintu kamar terdapat lemari pakaian yang dibagian sebelah lemarinya kupasangkan paku untuk menggantung pakaian yang biasa kukenakan sore hari untuk mengajar.Diatas lemari tersebut ada setumpuk koran lama dan satu bucket bunga yang sudah mengering milik sahabatku. Dibalik pintu bergelantungan sebuah rompi dan dress panjang yang sudah kupakai.
Menoleh kearah kanan, kasur yang biasa menemani penat sudah rapi. Kasur itu merapat ke salah satu sisi kamar. Susunan bantal, selimut, dan boneka sudah diletakkan ditempatnya semula. Disudut tempat tidur ada sebuah bingkai foto yang disandarkan ke dinding. Aku duduk dikasur sambil memeluk boneka monyet berwarna kuning pemberian teman lamaku, betapa kurindu kamar ini. Kunyalakan kipas angin yang berdiri disudut kiri ruangan sambil merapikan beberapa perlengkapan rias sederhanaku. Lalu meletakkan foto yang tadi sempat kujepit di atas meja rias, fotoku bersama teman SMK dulu. Pandanganku menoleh keatas.Didinding bagian atas sebelah kiri kamarku tergantung beberapa name tag dari beberapa acara yang pernah kuikuti ditempat aku mengajar. Kuletakkan tasku ditengah kamar dan merebahkan tubuhku yang menahan kantuk diperjalanan pulang tadi. Lenganku merogoh tas mencari kunci lemari, aku duduk kembali dan menghadap lemari yang bersebelahan dengan meja rias lalu membukanya dengan kunci yang kucari tadi untuk meletakkan tas laptop didalam lemari. Dibagian dalam lemari, tepatnya rak paling atas terdapat beberapa map yang berisikan ijazah, sertifikat, dan beberapa surat berharga lainnya. Kututup lemari pakaianku dan menoleh ke cermin dilemari yang memantulkan gambaran jendela dari sisi kanan kamar.
Ponsel didalam tas berdering menandakan baterai lemah. Diperjalanan pulang tadi mungkin aku terlalu lama menggunakan ponselku untuk mendengarkan musik, gumamku. Akupun beranjak dari tempat tidur untuk mengambil charger.Tepat disebelah lemari terdapat sebuah rak kecil bertingkat tiga. Charger yang kucariberada dibagian teratas rak tersebut bersebelahan dengan sebuah al-qur’an kecil hadiah ulang tahunku yang ke delapan belas. Dibagian tengah rak terdapat beberapa kaca mataku yang sudah usang. Sedangkan dibagian paling bawah terdapat beberapa alat rias yang sudah tidak terpakai.

Kuraih tasku untuk mengambil ponsel. Kupasangkan charger pada ponsel, kemudian aku colokan ke sakelar yang berada tepat dibalik pintu. Badanku sudah terlampau lelah. Akupun merebahkan badanku diatas kasur yang sangat empuk. Dengan susah payah lenganku meraih bantal guling yang terdapat disisi kasur. Perlahan mataku mulai terpejam. Tanpa sadar akupun sudah tertidur lelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar