Seperti biasa, sesampai
aku tiba di depan rumah, ku buka pagar kayu yang sudah tua dengan gagang besi
yang agak karatan dan mulai susah untuk didorong. Setelah aku di depan teras,
terlihat kursi kayu yang biasanya ku duduki ketika hendak pergi ke suatu
tempat, dan di sebelah kursi kayu tersebut ada sebuah guci biru besar yang
tidak terisi apa-apa. Di sebelah teras juga terlihat banyak bermacam-macam
bunga yang telah mamaku tanam dan rawat setiap harinya.
Sesudah mencopot kedua sepatu ku,terlihat pintu kayu yang
lumayan besar ukurannya, dimana pintu itu setelah terbuka akan mengantarkan aku
ke ruang tengah yang biasanya kami (keluargaku) melakukan banyak aktivitas atau
kegiatan disana. Tak menunggu lama ku buka pintu kayu tersebut dan segera masuk
ke ruang tengah. Seperti biasa ada dua kucing yang sedang tiduran di dekat
pintu masuk, satu berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih. Aku kurang lebih
mempunyai kurang lebih delapan kucing yang dimana berawal dari dua ekor saja.
Aku pun menoleh ke arah kanan dan bisa melihat induk kucing yang sedang tidur
di sebelah guci warna coklat berisikan bunga didalamnya.
Di sebelah kanan guci coklat tersebut ada sofa panjang
yang biasanya digunakan untuk tamu duduk yang hendak berkunjung ke rumah ku. Di
atas sofa tersebut bisa terlihat lukisan lima orang perancis yang sedang duduk
bersama-sama sambil menikmati hidangan the di ruangan mereka duduk. Jika masuk
dari pintu depan rumah ku, bisa terlihat langsung gapura keraton terbuat dari
kayu yang mengatarkan ke ruang makan dimana biasa kami makan bersama. Dan jika
aku menoleh ke sebelah kiri sesudah sampainya aku di rumah, bisa terlihat kaca
oval dan dibawahnya terdapat rak meja yang terbuat dari kayu.
Jika aku berjalan sedikit ke depan dan berbelok ke kiri,
aku bisa melihat di arah kanan ku ada meja marmer yang lumayan besar ukurannya,
yang biasanya dijadikan kucingku sebagai tempat mereka tidur. Di sebelahnya ada
piring antik yang diatasnya terdapat album foto-foto keluargaku. Dan di
sebelahnya lagi ada sebuah piano warna hitam dengan alas putih di atasnya yang
dimana biasanya kakakku sering memainkan piano tersebut sewaktu dia mempunyai
waktu luang. Bertolak belakang dengan posisi meja marmer, terdapat dua kursi
dan satu kursi panjang yang biasa kami duduki untuk berbicara dan menonton
bersama. Di depan kursi panjang ada meja kayu berukuran persegi panjang untuk
kami menaruh sesuatu di sana, dan di depannya lagi ada sebuah televisi serta
dvd untuk kami menonton.
Kamar orang tuaku berada di sebelah ruang tengah,
berhadapan dengan piano hitam yang biasanya kakakku mainkan. Di ruang tengah
juga terdapat kamar mandi di dekat tangga menuju lantai ke dua, yang dipakai
biasanya untuk tamu yang sedang berkunjung. Tidak jauh dari kamar mandi
tersebut, ada sebuah pintu kayu yang berisikan tempat kucing-kucing kami
melakukan kebiasaannya yaitu makan, minum, bermain, dan sebagainya.
Ruang tengah ku sangat bersih karena
ibuku setiap hari membersihkannya, dan kami membantunya jika kami mempunyai
waktu luang atau dihari libur. Di ruang tengah juga tidak pernah terasa sepia
tau sunyi karena selalu ada kucing-kucing ku yang bermain kejar-kejaran. Ruang
tengah di rumahku merupakan ruang yang paling ku suka, karena bisa berkumpul
bersama-sama dengan keluarga ku selain di ruangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar