Jumat, 04 April 2014

Ruang Tengah

             Seperti biasa, sesampai aku tiba di depan rumah, ku buka pagar kayu yang sudah tua dengan gagang besi yang agak karatan dan mulai susah untuk didorong. Setelah aku di depan teras, terlihat kursi kayu yang biasanya ku duduki ketika hendak pergi ke suatu tempat, dan di sebelah kursi kayu tersebut ada sebuah guci biru besar yang tidak terisi apa-apa. Di sebelah teras juga terlihat banyak bermacam-macam bunga yang telah mamaku tanam dan rawat setiap harinya.
            Sesudah mencopot kedua sepatu ku,terlihat pintu kayu yang lumayan besar ukurannya, dimana pintu itu setelah terbuka akan mengantarkan aku ke ruang tengah yang biasanya kami (keluargaku) melakukan banyak aktivitas atau kegiatan disana. Tak menunggu lama ku buka pintu kayu tersebut dan segera masuk ke ruang tengah. Seperti biasa ada dua kucing yang sedang tiduran di dekat pintu masuk, satu berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih. Aku kurang lebih mempunyai kurang lebih delapan kucing yang dimana berawal dari dua ekor saja. Aku pun menoleh ke arah kanan dan bisa melihat induk kucing yang sedang tidur di sebelah guci warna coklat berisikan bunga didalamnya.
            Di sebelah kanan guci coklat tersebut ada sofa panjang yang biasanya digunakan untuk tamu duduk yang hendak berkunjung ke rumah ku. Di atas sofa tersebut bisa terlihat lukisan lima orang perancis yang sedang duduk bersama-sama sambil menikmati hidangan the di ruangan mereka duduk. Jika masuk dari pintu depan rumah ku, bisa terlihat langsung gapura keraton terbuat dari kayu yang mengatarkan ke ruang makan dimana biasa kami makan bersama. Dan jika aku menoleh ke sebelah kiri sesudah sampainya aku di rumah, bisa terlihat kaca oval dan dibawahnya terdapat rak meja yang terbuat dari kayu.
            Jika aku berjalan sedikit ke depan dan berbelok ke kiri, aku bisa melihat di arah kanan ku ada meja marmer yang lumayan besar ukurannya, yang biasanya dijadikan kucingku sebagai tempat mereka tidur. Di sebelahnya ada piring antik yang diatasnya terdapat album foto-foto keluargaku. Dan di sebelahnya lagi ada sebuah piano warna hitam dengan alas putih di atasnya yang dimana biasanya kakakku sering memainkan piano tersebut sewaktu dia mempunyai waktu luang. Bertolak belakang dengan posisi meja marmer, terdapat dua kursi dan satu kursi panjang yang biasa kami duduki untuk berbicara dan menonton bersama. Di depan kursi panjang ada meja kayu berukuran persegi panjang untuk kami menaruh sesuatu di sana, dan di depannya lagi ada sebuah televisi serta dvd untuk kami menonton.
            Kamar orang tuaku berada di sebelah ruang tengah, berhadapan dengan piano hitam yang biasanya kakakku mainkan. Di ruang tengah juga terdapat kamar mandi di dekat tangga menuju lantai ke dua, yang dipakai biasanya untuk tamu yang sedang berkunjung. Tidak jauh dari kamar mandi tersebut, ada sebuah pintu kayu yang berisikan tempat kucing-kucing kami melakukan kebiasaannya yaitu makan, minum, bermain, dan sebagainya.
            Ruang tengah ku sangat bersih karena ibuku setiap hari membersihkannya, dan kami membantunya jika kami mempunyai waktu luang atau dihari libur. Di ruang tengah juga tidak pernah terasa sepia tau sunyi karena selalu ada kucing-kucing ku yang bermain kejar-kejaran. Ruang tengah di rumahku merupakan ruang yang paling ku suka, karena bisa berkumpul bersama-sama dengan keluarga ku selain di ruangan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar