Dapur
Rumahku
Setiap
pagi, begitu pintu kamarku kubuka, terdengarlah suara wajan yang bergesek
dengan sudip, serta tercium aroma-aroma masakan dari ruangan itu yang
menyambutku. Ruangan ini sebenarnya tidak cukup besar, kira-kira tiga kali
empat meter persegi. Ruangan yang tidak terlalu besar ini diatur dengan banyak
wajan yang bergantung disekitarnya dan ruangan ini menjadi tempat masak
catering ibuku setiap harinya.
Diatas
ruangan ini bergantung lampu yang membuat ruangan ini menjadi terang dan ada
sebuah lubang kecil agar udara bisa keluar dan masuk dari lubang kecil itu dan
lantainya diberi keramik putih. Tempat sampah tidak jauh diletakkan disudut
ruang dapur ini.
Disudut
kiri dapur ini terdapat tempat mencuci piring, disampingnya terdapat kompor gas
yang dilengkapi dengan gas dibawahnya dan ada kompor gas lagi di sisi kanan
kompor gas tadi, didapurku memiliki dua kompor gas karena ibuku memiliki usaha
catering butuh kompor lebih dari dapur-dapur rumah lainnya. Dan ketika
kuarahkan pandanganku kedepan, ada sesosok ibu yang sedang sibuk dengan
masakannya dipagi ini. Terlihat ibu sedang berdiri didepan kompor gasnya itu
dan diatas kompor gas itu terisi dengan dua panci dan dua wajan. Ibu ini Nampak
sedang serius sekali memasak nasi yang dimasaknya disalah satu panci, sedangkan
dipanci yang satu lagi berisi air yang penuh. Dan disatu wajan itu terisi gulai
ayam yang hampir masak, sedangkan satu wajan lagi berisi beberapa macam sayur
seperti wortel, jagung putren, sawi, kembang kol, brokoli dan lain-lainnya yang
sudah dimasukkan ibu untuk memasak sayur capcai.
Aroma
beberapa masakan ini pun membuat cacing diperutku menari-nari yang ternyata
sebenarnya aroma ini membuatku kelaparan. Aroma ayam gulai yang begitu sedap
dan aroma sayur capcai yang begitu gurih
telah masuk kedalam hidungku. Tak kuasa menahan rasa lapar ini setelah mencium
aroma yang begitu sedap dan gurih ini akupun bergegas mangambil piring diraknya
yang terletak didekat tempat mencuci piring.
Setelah
makan selesai dan ibu telah selesai memasak didapurnya. Pandanganku
mengelilingi dari sudut ke sudut dapur ini, terdapat banyak panici dan wajan
yang sudah kotor dan berserakan yang baru usai dipakai masak tadi dan aku pun
beregas untuk membereskan dapur ini. Setelah selesai mencuci panci-panci, wajan-wajan,
dan beberapa piring lainnya. Teryata aroma itu pun belum hilang dari pencimanku
diruangan dapur ini, aku pun lalu keluar dari ruang dapur ini dan ternyata
aroma masakan dan ternyata aroma beberapa masakan tadi telah mengelilingi
rumahku sehingga satu rumahku tercium aroma sedap dan gurih itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar