Laman

Kamis, 03 April 2014

Ruang Sempit Kostanku

Deskripsi Ruang



Aku tinggal di kostan yang berada di Jalan SD impress yang terletak dekat dengan pesantren Darrussunnah, di belakang Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Begitu sampai di depan kostan tersebut terlihatlah rumah yang terdiri dari dua pintu berwarna cokelat dan sepasang jendela kecil di samping keduanya. Kostan yang aku sewa ialah yang memiliki pintu di sisi kanan. Dan aku tinggal bersama kedua temanku yang bermuka seram dengan bewok lebat, dan berpipi tebal gelamber yang bernama Anas, dan si China yang bermata sipit, berkulit putih yang biasa di panggil Albert atau pak KM kelasku.
Ketika aku masuk kedalamnya aku langsung melihat sebuah kamar berukuran 3x3 dengan ruangan yang berukuran sama di belakangnya. Dari depan pintu aku masuk, aku dapat melihat sebuah kipas angina berwarna putih berpadu dengan hijau muda dan meja besar disampingnya dengan tinggi 1 meter, panjang, ½ meter dan lebar 2 meter. Diatasnya terjejer berbagai buku-buku. Mulai dari buku pelajaran anak SD, SMP, SMA sampai Kuliah, dan bahkan terjejer juga kitab-kitab tua milik sahabatku. Berbagai ukuran buku tersebut dari yang tebal dan besar, sampai yang kecil dan tipis.
Dibawahnya terdapat meja kecil berukuran lebar 1 meter dengan tinggi dan panjang ¼ meter. Diatas meja kecil tersebut terdapat berbagai macam perlatan kuliah yang aku gunakan. Berbagai alat elektronik juga ada disana seperti kalkulator, charger, bahkan leptop berwarna merah milikku dan perngkat lainnya. Dan disamping meja kecil tersebut ada kumpulan tas-tas milik penghuni kostan ini. Dari yang berwarna merah berlogokan Honda, tas hitam kecil, sampai tas milikku yang berlogo “acer” sebagai salah satu paket dari pembelian laptopku.
Di depan meja-meja tersebut terdapat karpet berwarna merah dengan berpadu cream dan hitam yang digelar bersama Kasur gulung berwarna hijau. Diatas Kasur sederhana inilah tempat biasanya aku menghabiskan waktu di kostan ini, mulai dari bangun tidur, belajar, berbagi cerita, bahkan sampai tertidur kembali. Dan di sampingnya terdapat tembok putih polos dengan beberapa gantungan menggunakan hanger untuk menggantung jacket hitam milikku.
Ketika melihat ke atas meja besar kembali, terlihat dinding putih dengan jendela kecil berukuran 30x30 cm yang berada di belakang meja besar itu dan menembus ke ruang belakang. Disampingnya terdapat ruang masuk ke belakang dengan tirai dan diatasnya terdapat jam dinding berwarna biru muda berpadu dengan warna putih bertuliskan “Primkoppol Delog POLRI” milik ayahku.
Aku masuk kedalam ruangan berikutnya, terlihatlah sebuah kamar tidur yang lebih jelas. Disebelah kananku terdapat Kasur busa yang lebih layak untuk dijadikan tempat beristirahat dengan seprai bergambarkan salah satu lambing  football club tempat Cristiano Ronaldo mengabdi sampai saat ini. Dan beserta bantal panjang berwarna ungu dengan gambar bunga matahari sebagai hiasannya. Disampingnya terdapat sebuah kipas bermerek Maspion berwarna hitam dan dengan paduan merah maurun pada diameter kipasnya.
Di depan Kasur tersebut terdapat sebuah meja dengan televisi bermerek china berukuran 14 inci beserta antena berwarna orange diatasnya. Lalu disampingnya terdapat dua buah lemari berwarna cream dan cokelat yang berukuran tingginya kurang lebih 1 ½ meter yang cukup disi dengan pakaian kami bertiga, peralatan serba-serbi, serta cadangan makanan dan obat-obatan didalamnya.
Dan ketika melangkah kebelakang lagi, maka terdapat sebuah ruangan kamar mandi kecil dengan tembok berwarna abu-abu. Inilah kamar mandi tempat biasa salah satu dari kami bertiga bernyanyi, membersihkan diri, bahkan sebagai tempat memikirkan inspirasi dan motivasi dan tempat yang untik untuk merenung.

Inilah sebagian besar dari kostanku. Tempat kecil dan sederhana, akan tetapi berbagai sejarah, dan kenangan telah dan akan terus terukir didalamnya. Bersama semangat mahasiswa sebagai jiwa muda, tempat ini ialah sebagai saksi hidup kami menjalani kisah mahasiswa yang realistis dan tak terduga, dramatis, bahkan tempat kami berusaha bangkit dan terjatuh dalam hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar