Pagi di Kampung Halaman
Pagi hari
pada hari jumat, kampong halaman kota medan terasa sepi, matahari pun belum sepenuhnya
bangun dari tidur panjangnya untuk menyinari hari ini. Udara yang masih terasa sejuk
menghampiri kulit, dingin dan segar seperti udara di pegunungan.
Di depan
rumah, terlihat beberapa deretan rumah yang masih menikmati dan melanjutkan istirahatnya
dan terlihat lampu di depan rumah sebagian mereka itu masih menyala, sebagian rumah
lagi ada yang sudah sibuk mengisi kegiatan untuk melanjutkan harinya. Tapi ada juga
yang memilih untuk berolah raga pagi melewati depan rumah.
Pagi ini
badan terasa letih karena kurang tidur yang disebabkan melepas rindu pada teman
dan sanak keluarga pada hari kemarin. Kemudian kujalankan kakiku ke kamar mandi
dengan rasa malasnya, aku harus bergegas membereskan rumah yang terlihat pada pagi
hari ini sedikit berantakan. Setelah mandi badan ini terasa lebih segar dan sehat
dari sebelumnya, air rumah ini seolah membuat rasa rindu yang amat dalam pada kampong
halaman. Kuarahkan pandanganku ke sudut dapur melihat ibu yang sudah berdiri
lama di depan dua kompor gas yang sudah menyala, ia sedang sibuk menyiapkan sarapan
pagi.
Terlihat
pukul 06.00 WIB pada jam yang menempel di dinding rumah ini, suara-suara teriakan
ayah dan saudara-saudaraku sudah mulai terdengar ditelinga. Mereka mulai menyibukkan
diri untuk menyiapkan perlengkapan untuk persiapan ayah kerja dan saudara-saudaraku
sekolah. Rumah pada pagi ini terasa sempit karena melihat mereka sibuk dengan kegiatannya
yang belalulalang sehingga membuatku merasa rumah ini terasa kecil.
Tepat pukul
07.00 mulai terasa kembali sepi seperti pada pagi hari di kampong halaman ini.
Ayah dan saudara-saudaraku sudah berangkat menjalankan kegiatannya pada hari ini,
akupun langsung mencari kegiatan untuk mengisi hari liburan ini. Saat rumah sudah
mulai sepi, ibu mengajakku ke pasar untuk belanja sayur dan ikan. Sesampainya di
pasar terlihat jejeran rapi pedagang buah dan sayuran menggantung-gantungkan barang
jualan mereka. Sebagian ada yang terlihat sibuk menata ikan yang tertumpuk-tumpuk
rapi di atas meja untuk siap dijual.
Ketika mulai
memasuki pasar, suasana dan aroma yang bercampur aduk pun terasa, ini menandaiaku
dan ibu sudah memasuki kawasan pasar. Suara-suara pedagang dan orang-orang yang
memenuhi beberapa meja pedagang begitu mengalihkan pandangan mataku hingga kakiku
berjalan menghampiri pedagang ikan dan sekumpulan ibu-ibu yang mengerumuninya.
Jalanan
dengan tanah yang becek karena hujan semalam membuat beberapa pengunjung menggulung
bagian bawah celananya dan mengangkat bagian bawah roknya. Setelah membeli beberapa
macam ikan, ibu segara menghampiri pedagang buah dan sayuran yang beda beberapa
langkah dari tempat ikan yang penuhtadi. ibu pun segera memilih sayuran mana
yang akan ia beli dan mencoba beberapa buah untuk merasakan manis atau tidak buah
itu, kalau manis buahnya akan dibeli. Itu yang biasa dilakukan beberapa ibu-ibu
di tempat pembelanjaan. Setelah belanja hari ini selesai, bergegas aku dan ibu untuk
meninggalkan pasar ini.
Sesampainya di rumah waktu sudah menunjukkan
pukul 09.30 matahari pun sudah muncul di bagian atas kepalaku menyinari pagi menjelang
siang ini. Aku dan ibu langsung membawa belanjaan pagi ini ke dapur untuk siap memasak
dan menyajikannya siang ini. Kemudian waktu menujukkan pukul 11.00 masak untuk siang
ini pun selesai.
Sinar matahari yang semakin condong
ke arah barat masuk melalui jendela, dan matahari ini menunjuk kan ternyata siang
pun sudah tiba. Ibu pun melanjutkankegiatan selanjutnya dan aku pun begitu.
Suasana pagi hari yang sejuk dan dingin sudah tidak terasa lagi yang terasa sekarang
hanyalah hawa panas dari sang matahari. Namun rasa sejuk pagi itu bisa kurasakan
kembali esok pagi di kampong halamanku ini, karena waktu liburankumasih ada beberapa
hari lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar