Deskripsi Ruang & Waktu
Kami
berjalan dalam diam di jalan setapak di antara pepohonan rindang yang berjejer
rapih di kanan dan kiri. Tiap langkah kakiku menyentuh daun-daun kering yang
tak berdaya tertiup angin berserakan sepanjang jalan, menghasilkan suara yang
begitu khas. Sepanjang berjalan di jalan setapak ini, kurasakan dinginnya udara
menusuk kulitku bercampur dengan sinar matahari siang yang menerobos masuk melalui
celah-celah pohon yang terlihat agak jarang. Menghasilkan rona cahaya di
beberapa titik dalam gelapnya suasana jalan setapak. Udara dingin yang menembus
kulit membuat kami semakin membeku dalam diam, terbuai oleh perasaan
masing-masing, hanya hati kami yang tersenyum senang.
Tiba
di ujung jalan setapak, kami bertemu dengan bukit-bukit hijau luas sejauh mata
memandang. Berdiri di bukit yang tinggi sehingga terlihat jelas pemandangan
bukit-bukit hijau yang berjejer menurun dari tempat kami berdiri. Kami menuruni
bukit selangkah demi selangkah melewati beberapa pohon menuju pinggir danau
yang berada tepat di bawah bukit. Duduk berdua di pinggir danau dibawah sinar
matahari yang redup dan terasa hangat bercampur dengan udara dingin yang
menusuk, menghasilkan sensasi udara yang berbeda. Kami duduk beralaskan rumput
hijau yang lembab serta bau tanah yang tercium tiap kali angin berhembus.
Mataku
memandang lurus ke depan tepat ke arah danau yang terletak sepuluh meter dari
tempatku duduk. Danau buatan dengan panjang sekitar 30x20 meter itu melebar
tepat dihadapanku. Dipenuhi dengan air yang begitu jernih memantulkan sinar
matahari menghasilkan rona keemasan yang begitu indah. Ikan-ikan sesekali
terlihat di permukaan danau seperti sedang mencari makan. Kesan indah danau
hilang ketika kulihat danau tersebut telah tercemar oleh beberapa sampah yang
mengambang di permukaan. Beberapa orang terlihat berjalan mengitari tepi danau.
Kulihat
tepat 5 meter di arah kananku terdapat dua pria berwajah Arab sedang menikmati
air yang mengalir dari sungai menuju danau. Sementara itu kami hanya terdiam
melihat tingkah dua pria Arab tersebut yang meminum air sungai dengan
nikmatnya. Lalu jauh dari arah kiri tempat kami duduk terlihat dua orang
perempuan berambut coklat panjang seperti kakak-adik dengan asyiknya sedang
bermain lempar bola. Satu perempuan terlihat dewasa dan satu lagi terlihat
masih berumur 10 tahun. Mereka berdua mengenakan baju berwarna putih dan celana
jeans.
Setelah
memandangi hijaunya bukit disekeliling kami, jernihnya air danau dengan sampah
yang berserakan, dan kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung, kamipun kembali
terpaku memandang danau, terdiam dengan perasaan masing-masing, memandangi
wajah satu sama lain dengan ekspresi kaku. Kemeja abu-abu yang dikenakan pria
yang duduk di sampingku ini terlihat begitu sejuk di antara warna hijau yang
dominan di bukit ini. Rambut depannya yang hitam sesekali melambai tertiup
angin. Matanya yang kecil dihiasi alisnya yang tebal memandang begitu tajam ke
arahku. Pandangan kami pun kembali ke arah danau yang semakin memancarkan rona
keemasan karena langit sudah semakin sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar